Rabu, 17 April 2013

Keutamaan Shalat Subuh Berjamaah





Sejarah mencatat, bahwa Allah SWT menghancurkan orang-orang yang zalim itu adalah pada waktu subuh. Misalnya kaum Nabi Luth (QS Hud : 81), kaum ‘Ad dan Hud, dihancurkan Allah SWT dengan mengirim angin yang panas dan kencang juga pada waktu subuh (QS Al-Ahqaf 25).
Pengangkatan Umar bin Khattab RA menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang wafat, itu pun setelah salat subuh.
Diceritakan, satu waktu Rasulullah SAW tidak melihat Ali bin Abi Thalib ikut salat berjemaah subuh. Khawatir menantunya ini sakit, maka usai salat beliau menuju rumahnya. Di sana Siti Fatimah menerangkan bahwa karena Ali asyik beribadah malam, maka usai salat subuh, ia tidur kembali. Mendengar ini, Rasulullah SAW berkata lebih kurang: “Sesungguhnya menghadiri salat subuh secara berjamaah lebih baik dari ibadah yang dilakukan semalam suntuk di rumah.”
Satu kali Umar bertemu dengan Asy-Syifa’ ibunda Sulaiman RA. Ia pun bertanya kepadanya: “Saya tidak melihat Sulaiman tadi pada saat salat subuh.” Lalu ia menjawab: “Dia salat malam lalu ia tertidur pada pagi harinya.” Mendengar ini Umar berkata: “Sungguh, ikut serta dalam salat subuh berjamaah itu lebih baik bagi saya dari pada salat malam.” Pernah ketika masuk waktu subuh, Rasulullah SAW melihat putrinya Siti Fatimah masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang beliau menggoyang- goyangkan kaki putrinya itu sambil berkata: “Wahai anakku, bangunlah! Ketahuilah! Allah SWT menentukan pembagian rezeki kepada para hamba-Nya adalah pada waktu subuh.”
Dikisahkan pula, suatu waktu Ubai bin Kaab berkata: “Rasulullah SAW pernah salat subuh.
Beliau bertanya, ‘Apakah kalian menyaksikan si Fulan?” Mereka menjawab ‘ Tidak ‘.
Beliau bertanya lagi hal yang sama. Para sahabat menjawab ‘Tidak’. Lalu Rasulullah SAW berkata: ” Sesungguhnya dua salat ini (subuh dan isya) adalah salat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya bila mereka mengetahui apa yang ada dalam salat subuh dan isya, maka mereka akan mendatanginya,
sekalipun dengan merangkak.”
Begitu mulianya waktu subuh, maka Rasulullah SAW secara khusus berdoa: “Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh.” (HR Turmuzi -Abu Daud – Ahmad dan Ibnu Majah).
Dan kepada mereka yang senang salat subuh berjamaah, Allah SWT memberikan berbagai karunia sejak di dunia ini lebih-lebih di akhirat kelak. Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW menegaskan bila salat subuh dikerjakan secara berjamaah, maka Allah akan melindungi Anda seharian penuh.
Kelak, Allah SWT akan memberikan cahaya yang terang benderang kepada hamba-Nya yang istiqamah menghadiri salat subuh berjamaah seperti diterangkan Nabi Akhir zaman itu: “Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid dalam keadaan gelap gulita, mereka akan diganti dengan cahaya di akhirat kelak.”
” Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim)
“………., Dan jika mereka mengetahui apa yang tersimpan di dalam shalat subuh dan isya’ maka mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak (HR. Bukhari)
Rasullullah bersabda:
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan(subuh dan Isya’) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” (HR. Abu Dauwud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Dalam hadis yang berasal dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW bersabda: “Berpagi-pagilah kamu dalam mencari segala hajat atau keperluan, karena sesungguhnya di pagi hari itu terdapat keberkahan.”
“Waktu shalat Subuh dari terbit fajar sampai terbit matahari.” (HR. Muslim)
“Barang siapa yang mendapatkan satu rakaat shalat Subuh sebelum terbit matahari, maka ia telah melaksanakan shalat Subuh.” (HR. At-Tirmidzi)
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(Al-Isra’ [17]:78)
”Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan medatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. Sungguh, aku ingin menyuruh melaksanakan shalat, lalu shalat itu ditegakkan, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami shalat bersama orang-orang. Kemudian beberapa lelaki berangkat bersamaku dengan membawa kayu yang terikat, mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat berjamaah, sehingga aku bakar rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya’) adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya’, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i)
“Barang siapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah (atau dengan shalat Isya’, seperti yang tertera dalam hadits Abu Dawud dan Tirmidzi’) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari)
Note: Dalam Fath Al-Bari disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shalat “Al-Bardaini” (dua waktu dingin) adalah shalat Subuh dan Isya.
Dari Jarir bin Abdullah:
“Kami sedang duduk bersama Rasulullah, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ‘Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhadang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.’” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Note: Dalam kegelapan maksudnya: shalat Isya’ dan shalat Subuh.
“Seandainya setiap orang tahu keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda: Setan akan mengikat ujung kepala kalian ketika sedang tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatan setan akan dibisikkan, “Kamu masih memiliki malam panjang, maka tidurlah.” Jika engkau bangun dan mengingat Allah, maka akan terlepaslah ikatanmu yang pertama. Apabila engkau kemudian berwudhu, maka akan terlepaslah ikatan kedua. Dan jika engkau melakukan shalat, maka akan terlepaslah ikatanmu yang ketiga. Jika engkau tidak melakukan ketiga hal itu, niscaya hatimu akan menjadi sesat dan malas. (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda: Malaikat-malaikat malam hari dan malaikat-malaikat siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar, kemudian malaikat-malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (ke langit). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, “Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat, dan kami datangi mereka dalam keadaan mengerjakan shalat pula.” (HR Bukhari, Muslim dan an-Nasa’i)
Utsman bin Affan ra. menuturkan, “Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Siapa yang shalat Isya’ berjamaah, seolah-olah bangun setengah malam (seperti shalat separuh malam). Siapa yang shalat Subuh berjamaah, maka bagaikan shalat semalam penuh.” (HR Muslim)
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, Shalat berjamaah itu lebih utama dari shalat sendirian dengan 27 derajat.
Dua rakaat shalat sunnah Subuh lebih baik daripada dunia dan semua yang ada di dalamnya. (HR Muslim, Tirmidzi dan Ahmad)
Jabir bin Abdullah al-Bajalli berkata, “Kami berada di samping Nabi saw. pada suatu malam, maka Nabi melihat bulan purnama sambil berkata, “Kalian akan melihat Tuhan sebagaimana kalian melihat bulan ini, tidak silau karena melihatnya. Maka sebisa mungkin, jangan sampai dikalahkan untuk shalat sebelum terbit matahari (Subuh) dan sebelum terbenamnya (Ashar). Cepatlah kamu kerjakan!” (HR Bukhari dan Muslim)
“Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing. Maka beruntunglah orang yang diasingkan.” (HR. Muslim, At Tirmidzi, Ibnu Majah, At Tabarani)
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya).” (QS. al-Anfal: 20)
“Dan janganlah kamu menjadi sebagaimana orang-orang (munafik) yang berkata, “Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan.” (QS. al-Anfal:21)
dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur (Al Mu’minun : 78)
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun. Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadi kan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka-mereka dengar itu).” (QS. al-Anfal: 22-23)
Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang buta dan berkata, Ya Rasulullah, tidak ada orang yang menuntunku ke masjid. Rasulullah SAW berkata untuk memberikan keringanan untuknya. Ketika sudah berlalu, Rasulullah SAW memanggilnya dan bertanya, Apakah kamu dengar azan shalat? Ya, jawabnya. Datangilah, kata Rasulullah SAW.
*Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW apabila pergi (ke tempat shalat ‘Id) pada hari ‘Id melalui satu jalan, maka beliau kembali dari tempat tersebut melalui jalan yang berbeda.” (H.R. Tirmidzi)
**Salah satu hikmah dari anjuran tersebut adalah menyebarkan syiar Islam di segala sudut kota atau desa, membantu keperluan penduduk yang dilewati, menyebarkan salam kepada penduduk yang dilewati, membuat geram orang-orang munafik, menyaksikan tempat-tempat yang dilalui untuk dijadikan pelajaran.
Dari Abi Musa ra berkata bahwa Rasulullah SAw bersabda, Sesungguhnya orang yang mendapatkan ganjaran paling besar adalah orang yang paling jauh berjalannya. Orang yang menunggu shalat jamaah bersama imam lebih besar pahalanya dari orang yang shalat sendirian kemudian tidur.
“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2382)
“Siapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian ia shalat dua rakaat, [dengan tidak menyibukkan dirinya dalam pelaksanaan shalat tersebut urusan dunia, maka akan diampuni dosanya yang telah berlalu] (HR. Bukhari, Muslim)
Rasul bersabda: ”Siapa yang berwudhu di rumahnya, kemudian dia berjalan menuju salah satu mesjid untuk menunaikan shalat wajib, maka di setiap langkahnya akan menghapuskan dosa dan kesalahan serta mengangkat derajatnya……..dengan wudhu yang sempurna, maka kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan seorang hamba akan keluar dari badannya hingga keluar dari ujung-ujung kukunya” (HR Muslim)
“Dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”(Al-Isra : 78).
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya).” (QS. al-Anfal: 20)
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan keturunanku orang yang mendirikan shalat (sujud menyembah Engkau). Ya Tuhan kami, perkenankanlah permohonan kami ini. (QS Ibrâhîm [14] : 40)
Subhanallah.
Sungguh shalat subuh telah berlalu dariku. Sepanjang usia, aku tidak akan bahagia seandainya dunia diberikan kepadaku sebagai ganti shalat ini!” (Anas Bin Malik)
“………., Dan jika mereka mengetahui apa yang tersimpan di dalam shalat subuh dan isya’ maka mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak (HR. Bukhari)


2 komentar: